Minggu, 22 September 2013

Hidup Dalam Belajar

Hadapi segala rintangan dengan penuh kesabaran. jangan pernah menyerah untuk menhadapinya, yakinlah segala rintangan itu dapat kamu lalui dengan mudah. Berfikir positif, dan kamu harus tahu bahwa dalam kehidupan ini tak pernah lepas dari kata belajar.
  • Belajar bersyukur walau kekurangan.
  • Belajar ikhlas walau tidak rela.
  • Belajar memahami walau tidak sehati.
  • Belajar intropeksi walau tidak salah.
  • Belajar sabar walau tidak kuat.
Kamu harus belajar dari semua kehidupan kamu. jadikan pengalamanmu sebagai hikmah dalam hidupmu.”experience is the best teacher”

Sumber: http://fiksi.kompasiana.com

Selasa, 17 September 2013

Hidup adalah Anugerah Bagi Jiwa yang Ikhlas

Yang tinggal di gunung merindukan​ pantai.
Yang tinggal di pantai merindukan​ gunung.

Di musim kemarau merindukan​ musim hujan.
Di musim hujan merindukan​ musim kemarau.

Yang berambut hitam mengagumi yang pirang.
Yang berambut pirang mengagumi yang hitam.

Diam di rumah merindukan​ bepergian.
Setelah bepergian merindukan​ rumah.

Ketika masih jadi karyawan ingin jadi Entreprene​ur supaya punya kebebasan waktu.
Begitu jadi Entreprene​ur ingin jadi karyawan, biar tidak pusing.

Waktu tenang mencari keramaian.
Waktu ramai mencari ketenangan​.

Saat masih bujangan, pengen punya suami ganteng/is​tri cantik.
Begitu sudah dapat suami ganteng/is​tri cantik, pengen yang biasa-biasa saja, bikin cemburu aja/takut selingkuh.​.

Punya anak satu mendambaka​n banyak anak.
Punya banyak anak mendambaka​n satu anak saja.

Kita tidak pernah bahagia sebab segala sesuatu tampak indah hanya sebelum dimiliki.
Namun setelah dimiliki tak indah lagi.

Kapankah kebahagiaa​n akan didapatkan​ kalau kita hanya selalu memikirkan​ apa yang belum ada, namun mengabaika​n apa yang sudah dimiliki tanpa rasa syukur ?
‘Semoga kita menjadi pribadi yang yang senantiasa bersyukur dengan berkah yang sudah kita miliki’

‘Jangan menutup mata kita, walaupun hanya dengan daun kecil’
Jangan menutupi hati kita, walaupun hanya dengan sebuah pikiran negatif.
Bila hati kita tertutup, tertutuplah semua.

Syukuri apa yang ada, karena hidup adalah anugerah bagi jiwa-jiwa yang ikhlas.

Sumber: http://iphincow.com 

Sabtu, 14 September 2013

Kisah Nyata » Teladan Muslimah » Nasehat Indah untuk Wanita

Wasiat Seorang Ibu Kepada Anak Perempuannya

Anjuran Berwasiat Kepada Calon Isteri
Anas mengatakan bahwasanya para sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam jika mempersembahkan (menikahkan) anak perempuan kepada calon suaminya, mereka memerintahkan kepadanya untuk berkhidmat kepada suami dan senantiasa menjaga hak suami.

Pesan Bapak Kepada Anak Perempuannya Saat Pernikahan
Abdullah bin Ja’far bin Abu Thalib mewasiatkan anak perempuannya, seraya berkata, “Jauhilah olehmu perasaan cemburu, karena rasa cemburu adalah kunci jatuhnya thalak. Juga jauhilah olehmu banyak mengeluh, karena keluh kesah menimbulkan kemarahan, dan hendaklah kamu memakai celak mata karena itu adalah perhiasan yang paling indah dan wewangian yang paling harum”.

Pesan Ibu Kepada Anak Perempuannya
Diriwayatkan bahwa Asma binti Kharijah Al-Farzari berpesan kepada anak perempuannya disaat pernikahannya, “Sesungguhnya engkau telah keluar dari sarang yang engkau tempati menuju hamparan yang tidak engkau ketahui, juga menuju teman yang engkau belum merasa rukun dengannya. Oleh karena itu jadilah engkau sebagai bumi baginya, maka dia akan menjadi langit untukmu. Jadilah engkau hamparan baginya, niscaya ia akan menjadi tiang untukmu. Jadilah engkau hamba sahaya baginya, maka niscaya ia akan menjadi hamba untukmu. Janganlah engkau meremehkannya, karena niscaya dia akan membencimu dan janganlah menjauh darinya karena dia akan melupakanmu. Jika dia mendekat kepadamu maka dekatkanlah dirimu, dan jika dia menjauhimu maka menjauhlah darinya. Jagalah hidungnya, pendengarannya, dan matanya. Janganlah ia mencium sesuatu darimu kecuali wewangian dan janganlah ia melihatmu kecuali engkau dalam keadaan cantik. [1]

Pesan Amamah binti Harits Kepada Anak Perempuannya Saat Pernikahan.
Amamah bin Harits berpesan kepda anak perempuannya tatkala membawanya kepada calon suaminya, “Wahai anak perempuanku! Bahwasanya jika wasiat ditinggalkan karena suatu keistimewaan atau keturunan maka aku menjauh darimu. Akan tetapi wasiat merupakan pengingat bagi orang yang mulia dan bekal bagi orang yang berakal. Wahai anak perempuanku! Jika seorang perempuan merasa cukup terhadap suami lantaran kekayaan kedua orang tuanya dan hajat kedua orang tua kepadanya, maka aku adalah orang yang paling merasa cukup dari semua itu. Akan tetapi perempuan diciptakan untuk laki-laki dan laki-lakai diciptakan untuk perempuan. Oleh karena itu, wahai anak perempuanku! Jagalah sepuluh perkara ini.

Pertama dan kedua : Perlakuan dengan sifat qana’ah dan mu’asyarah melalui perhatian yang baik dan ta’at, karena pada qan’aah terdapat kebahagiaan qalbu, dan pada ketaatan terdapat keridhaan Tuhan.

Ketiga dan keempat : Buatlah janji dihadapannya dan beritrospeksilah dihadapannya. Jangan sampai ia memandang jelek dirimu, dan jangan sampai ia mencium darimu kecuali wewangian.

Kelima dan keenam : Perhatikanlah waktu makan dan tenangkanlah ia tatkala tidur, karena panas kelaparan sangat menjengkelkan dan gangguan tidur menjengkelkan.

Ketujuh dan kedelapan : Jagalah harta dan keluarganya. Dikarenakan kekuasaan dalam harta artinya pengaturan keuangan yang bagus, dan kekuasaan dalam keluarga artinya perlakuan yang baik.

Kesembilan dan kesepuluh : Jangan engkau sebarluaskan rahasianya, serta jangan engkau langgar peraturannya. Jika engkau menyebarluaskan rahasianya berarti engkau tidak menjaga kehormatannya. Jika engkau melanggar perintahnya berarti engkau merobek dadanya. [2]

Bahwasanya keagungan baginya yang paling besar adalah kemuliaan yang engkau persembahkan untuknya, dan kedamaian yang paling besar baginya adalah perlakuanmu yang paling baik. Ketahuilah, bahwasanya engkau tidak merasakan hal tersebut, sehingga engkau mempengaruhi keinginannya terhadap keinginanmu dan keridhaannya terhadap keridhaanmu (baik terhadap hal yang engkau sukai atau yang engkau benci). Jauhilah menampakkan kebahagiaan dihadapannya jika ia sedang risau, atau menampakkan kesedihan tatkala ia sedang gembira.

Tatkala Ibnu Al-Ahwash membawa anak perempuannya kepada amirul mukminin Ustman bin Affan Radhiyallahu ‘anhu, dan orang tuanya telah memberinya nasihat, Ustman berkata, “Pondasi mana saja, bahwasanya engkau mengutamakan perempuan dari suku Quraisy, karena mereka adalah perempuan yang paling pandai memakai wewangian daripada engkau. Oleh karena itu perliharalah dua perkataan : Nikahlah dan pakailah wewangian dengan menggunakan air hingga wangimu seperti bau yang ditimpa air hujan.

Ummu Mu’ashirah menasihati anak perempuannya dengan nasihat sebagai berikut (sungguh aku membuatnya tersenyum bercampur sedih): Wahai anakku.. engkau menerima untuk menempuh hidup baru… kehidupan yang mana ibu dan bapakmu tidak mempunyai tempat di dalamnya, atau salah seorang dari saudaramu. Dalam kehidupan tersebut engkau menjadi teman bagi suamimu, yang tidak menginginkan seorangpun ikut campur dalam urusanmu, bahkan juga daging darahmu. Jadilah istri untuknya wahai anakku, dan jadilah ibu untuknya. Kemudian jadikanlah ia merasakan bahwa engkau adalah segala-galanya dalam kehidupannya, dan segala-galanya di dunia.

Ingatlah selalu bahwasanaya laki-laki anak-anak atau dewasa memiliki kata-kata manis yang lebih sedikit, yang dapat membahagiankannya. Janganlah engkau membuatnya berperasaan bahwa dia menikahimu menyebabkanmu merasa jauh dari keluarga dan sanak kerabatmu. Sesungguhnya perasaan ini sama dengan yang ia rasakan, karena dia juga meninggalkan rumah orang tuanya, dan keluarga karena dirimu. Tetapi perbedaan antara dia dan kamu adalah perbedaan antara laki-laki dan perempuan, dan perempuan selalu rindu kepada keluarga dan tempat ia dilahirkan, berkembang, besar dan menimba ilmu pengetahuan. Akan tetapi sebagai seorang isteri ia harus kembali kepada kehidupan baru. Dia harus membangun hidupnya bersama laki-laki yang menjadi suami dan perlindungannya, serta bapak dari anak-anaknya. Inilah duaniamu yang baru.

Wahai anakku, inilah kenyataan yang engkau hadapi dan inilah masa depanmu. Inilah keluargamu, dimana engkau dan suamimu bekerja sama dalam mengarungi bahtera rumah tannga. Adapun bapakmu, itu dulu. Sesungguhnya aku tidak memintamu untuk melupakan bapakmu, ibumu dan sanak saudaramu, karena mereka tidak akan melupakanmu selamanya wahai buah hatiku. Bagaimana mungkin seorang ibu melupakan buah hatinya. Akan tetapi aku memintamu untuk mencintai suamimu dan hidup bersamanya, dan engkau bahagia dengan kehidupan berumu bersamanya.

Seorang perempuan berwasiat kepada anak perempuannya, seraya berkata, “Wahai anakku, jangan kamu lupa dengan kebersihan badanmu, karena kebersihan badanmu menambah kecintaan suamimu padamu. Kebersihan rumahmu dapat melapangkan dadamu, memperbaiki hubunganmu, menyinari wajahmu sehingga menjadikanmu selalu cantik, dicintai, serta dimuliakan di sisi suamimu. Selain itu disenangi keluargamu, kerabatmu, para tamu, dan setiap orang yang melihat kebersihan badan dan rumah akan merasakan ketentraman dan kesenangan jiwa”.

[Disalin dari buku Risalah Ilal Arusain wa Fatawa Az-Zawaz wa Muasyaratu An-Nisaa, Edisi Indonesia Petunjuk Praktis dan Fatwa Pernikahan, Penulis Abu Abdurrahman Ash-Shahibi,Penerbit Najla Press]

Sumber: http://kisahmuslim.com  

Kisah Jin Ifrit yang Hancur Oleh Ayat Kursi

Bismillahir-Rahmaanir-Rahim … 

Ayat kursi memiliki banyak fadilah atau keutamaan. Salah satunya adalah bisa untuk menaklukkan makhluk halus. Hal ini seperti yang dilakukan oleh Saudagar kaya raya bernama Ka'ab yang membunuh Jin Ifrit dengan bacaan Ayat Kursi.

Imam Ghazali menerangkan dalam kitabnya, Khawasul Qur’an: bahwa ibnu Kutaibah meriwayat-kan suatu peristiwa yang terjadi dinegeri Basrah.




Pada Suatu hari, seorang pedagang bernama Ka'ab melakukan perjalanan ke negeri Basrah.

Ia membawa barang dagangannya untuk dijual. Setelah Ka'ab sampai di Basrah, dia mencari tempat penginapan, akan tetapi semua penginapan pada hari itu ternyata tidak ada yang kosong. Semua telah dipesan oleh pedagang yang lebih dahulu datang sebelum Ka'ab.

Karena kehabisan penginapan, Ka'ab berinisiatif mencari tempat istirahat. Ia kemudian menemukan sebuah rumah kosong yang pada dindingnya terdapat banyak sarang laba-laba. Ka'ab akhirnya berhasil menemui pemiliknya. Ia bermaksud menyewa rumah itu selama kurang lebih satu minggu.

"Rumah ini aneh sekali, selalu menjadi pembicaraan masyarakat disini," kata si pemilik rumah.

"Apa yang terjadi pada rumahmu in?" tanya Ka'ab.

"Kata beberapa orang, rumah ini didiami oleh Jin Ifrit. Sudah banyak orang yang mencoba menempatinya, namun akhirnya mereka semua binasa," jelas si pemilik rumah.

Merasa terpaksa karena tidak menemukan penginapan, akhirnya Ka'ab bersedia menempati rumah kosong itu.

"Meskipun orang lain berkata demikian, saya sanggup tinggal disini asalkan Tuan mengizinkan saya," pinta Ka'ab.

"Baiklah, saya tidak keberatan dan saya tidak akan meminta bayaran sedikitpun," jawab si pemilik rumah.

Ka'ab akhirnya tinggal di rumah kosong yang angker itu. Pada malam itu, tidak ada hal ganjil yang dialaminya. Keesokan harinya Ka'ab berkeliling untuk menjual barang dagangannya, dan ketika matahari hampir terbenam, ia kembali pulang.

Malam itu Ka'ab mengalami beberapa keanehan. Matanya sulit sekali untuk dipejamkan.

Kemudian dalam kondisi yang sepi, tiba-tiba ia dikejutkan dengan sosok bayangan hitam yang memiliki dua mata menyala-nyala seperti bara api yang mendekatinya. Maka secara spontan, Ka'ab terjaga dan membaca ayat Kursi.

Akan tetapi bayang-bayang itu tidak menghilang, malah sosok hitam itu turut mengikuti apa yang dibaca oleh Ka'ab, hingga hampir sampai pada akhir ayat Kursi.

Jin Ifrit Terbakar Sampai Jadi Abu ...

Akan tetapi setelah Ka'ab membaca akhir ayat KursiWalaa Yauuduhu hifzuhumaa wa huwal aliyyul 'adziim, bayang-bayang hitam itu lenyap dan suaranya sudah tidak terdengar lagi.

Ka'ab heran dan ia terus mengulangi bacaannya hingga ayat Kursi yang terakhir untuk memastikan bayang-bayang hitam itu benar-benar hilang. Lenyapnya Jin Ifrit itu disertai bau seperti barang yang terbakar.

Keesokan paginya, Ka'ab mendapati di salah satu sudut rumah itu terdapat bekas-bekas abu seperti ada sesuatu yang telah terbakar. Di saat itu, Ka'ab mendengar suara gaib,

"Hai Ka'ab, engkau telah membakar Jin Ifrit yang kuat."
"Dengan apa aku membakarnya?" tanya Ka'ab.

"Dengan firman Allah,Walaa Yauuduhu hifzuhumaa wa huwal aliyyul 'adziim,"jawab suara gaib itu.

Demikian kisah Tewasnya Jin Ifrit oleh Ayat Kursi ..

Seperti diketahui, Ayat Kursi diwahyukan kepada Rasulullah SAW diiringi oleh ribuan malaikat karena kebesaran dan kesucian ayat tersebut. Karena itu, Jin Ifrit yang kuat pun tidak mampu menahan kehebatan Ayat Kursi. Wallahu’alam bishshawab, ..


Sumber: http://lampuislam.blogspot.com

Tanda Tanda Orang yang Akan Meninggal

Semua yang hidup pasti akan mati. Seperti apa proses kematian yang nantinya akan dialami oleh setiap makhluk hidup?

Tidak mudah memang memprediksikan secara tepat kapan seseorang akan meninggal. Kematian itu sendiri bisa disebabkan sakit, kecelakaan atau sebab lainnya.

Pada kondisi normal seperti orang sakit biasanya seseorang akan menunjukkan gejala yang mengindikasikan bahwa hidupnya akan segera berakhir beberapa minggu lagi seperti dikutip dari Mayoclinic yaitu:

1. Merasa gelisah.
Seseorang akan merasa tidak tenang serta sulit tidur, selain itu dia akan seringkali mengganti posisi saat tidur karena perasaan gelisah.

2. Menarik diri.
Seseorang tidak ingin lagi terlibat dalam aktifitas sosial ataupun melakukan kegiatan favoritnya.

3. Sering mengantuk.
Seseorang akan menghabiskan lebih banyak waktunya untuk tidur.

4. Kehilangan nafsu makan.
Seseorang hanya akan makan dan minum dalam jumlah sedikit dan berbeda dari biasanya.

5. Mengalami jeda saat bernapas.
Hal ini biasanya terjadi saat seseorang sedang tidur ataupun terjaga.

6. Luka yang sulit sembuh.
Luka atau infeksi yang dialami mengalami kesulitan untuk disembuhkan.

7. Pembengkakan.
Pada beberapa orang terjadi pembengkakan di daerah tangan, kaki atau bagian tubuh lain.

Proses sekarat mulai terjadi ketika tubuh tidak bisa mendapatkan asupan oksigen yang diperlukan untuk bisa bertahan hidup. Sel yang berbeda akan memiliki kecepatan kematian yang berbeda pula, sehingga panjangnya proses seseorang sekarat tergantung pada sel-sel yang kekurangan oksigen ini.

Sedangkan otak memerlukan oksigen dalam jumlah yang besar dan hanya memiliki sedikit oksigen cadangan. Sehingga jika asupan oksigen berkurang maka akan mengakibatkan kematian sel dalam waktu 3-7 menit saja.

Beberapa tanda yang ditunjukkan oleh orang yang sekarat adalah lebih banyak tidur, hal ini untuk menghemat energi yang tinggal tersisa sedikit di tubuh. Ketika energi tersebut hilang, maka seseorang akan kehilangan nafsu untuk makan ataupun minum. Proses menelan pun menjadi sulit dan mulut akan sangat kering, sehingga memaksa orang yang sekarat untuk minum akan membuatnya tersedak.

Selain itu orang yang sekarat akan kehilangan kontrol pada kandung kemih dan ususnya, sehingga seringkali terlihat mengompol. Orang akan merasa bingung, gelisah dan tidak tenang karena tidak dapat bernapas dengan teratur. Ketika sel-sel di dalam tubuh mulai kehilangan sambungan, maka akan mengalami kejang otot.

Kematian akan semakin mendekat jika kaki dan tangan terasa dingin dan mulai sedikit membiru akibat terhentinya aliran darah ke daerah tersebut. Tapi lama-kelamaan akan semakin menyebar ke bagian tubuh atas seperti lengan, bibir dan kuku. Selain itu orang menjadi tidak responsif, meskipun matanya terbuka tapi memiliki tatapan mata kosong atau tidak melihat sekelilingnya.

Setelah itu pernapasan akan terhenti sama sekali dan diikuti oleh berhentinya kerja jantung, maka secara klinis orang tersebut sudah mati karena tidak ada sirkulasi dan cadangan oksigen untuk bisa mencapai sel-sel di tubuh. Namun kematian klinis bisa dikembalikan melalui proses CPR (napas bantuan), transfusi atau ventilator. Tapi jika 4-6 menit setelah kematian klinis tidak ada perubahan, maka itu artinya jantung sudah tidak bisa bekerja lagi.

Karena jantung sudah tidak bekerja, maka secara otomatis aliran darah dan oksigen ke seluruh tubuh dan otak juga akan terhenti. Akibat tidak adanya asupan oksigen dan darah ke otak, maka dalam hitungan beberapa detik otak juga akan mati dan disitulah akhir dari perjalanan hidup seorang manusia.

Sumber: http://hackers-eror.blogspot.com

Hikmah Tentang Kaya Dan Sholeh

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Ketahuilah oleh kalian, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan sesuatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megahan di antara kalian serta berbangga-banggaan dengan banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang karenanya tumbuh tanam-tanaman yang membuat kagum para petani, kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning lantas menjadi hancur. Dan di akhirat nanti ada adzab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (Al-Hadid: 20)

Kisah ini berawal Pada saat saya bertemu dengan seorang kawan di rumahnya,
sambil silaturahim saya ingin mengajaknya berbisnis…
Pa ayo ikut bisnis dengan saya…!
Saya tidak mau … jawabnya mantap
Kemudian saya tanya, kenapa?
Jawabnya: saya takut KAYA
Saat itu saya kaget… ternyata ada orang yang TAKUT kaya…
Dia sangat faham… kalau menjalankan bisnis resikonya kaya
Lalu saya tanya: kenapa anda takut kaya?
Saya takut hubbuddunya/ saya takut cinta kepada dunia
Dalam hati saya… luar biasa kawan saya ini, ia orang sholeh
Dalam hati saya berdoa
Ya Allah sesungguhnya orang sholeh seperti inilah yang harusnya kaya…
karena kalau kekayaan dipegang sama orang-orang sholeh… insya Allah rahmatan lilalamin
Tapi sayangnya orang sholeh nya tidak mau kaya….Orang kayanya tidak mau sholeh
Kemudian saya bertanya apakah hubbudunya,… penyakitnya orang kaya saja…?
Tidak … orang miskinpun banyak yang menderita penyakit hubbudunya…
Kalau begitu masalahnya bukan di kaya atau miskinnya… tapi bagaimana sikap kita terhadap harta.
Dengan alasan ini…
banyak umat islam tidak mau bekerja…
tidak mau bekerja keras…
tidak mau berusaha menjadi orang kaya…
tidak mau menjadi orang besar.
Umat islam terlalu besar untuk punya cita-cita kecil…
Umat islam harus kaya seperti kayanya Abu Bakar ashidiq….
Seperti kayanya Umar bin khotob dan Seperti kayanya usman bin affan
Karena kekayaan merekalah… islam bisa berjaya…
Rosulullah mengajarkan kita untuk berdoa, ya Allah… aku berlindung kepada Mu dari kekufuran dan kefakiran… dan aku berlindung dari azab kubur
Yang menjadi masalah bukan seberapa banyak kita mendapatkan uang tapi uang itu dari mana dan untuk apa

kata rosulullah Kita tidak boleh iri kecuali pada tiga orang
Pertama Orang berilmu yang mengamalkan dan mengajarkannya
Kedua orang yang mati syahid
Ketiga Orang kaya yang dermawan
Ingatlah kita adalah harapan masa depan umat…
Bangkit …
harapan itu pasti ada…
Allah bersama kita…
Semoga bermanfaat
Silahkan SHARE ke rekan anda jika menurut anda note ini bermanfaat.

Sumber: http://virouz007.wordpress.com

Semua Kehendak Allah

ALLAAHU AKBAR ALLAAHU AKBAR..!! pukul 04:40 pagi, aku membuka mata, mendengarkan lantunan adzan subuh yang begitu indah. Hati ini terasa tenang dan damai tatkala adzan berkumandang menandakan waktu sholat untuk beribadah kepada Allah SWT telah tiba. Yang sedari malam, aku tak bisa beristirahat dengan tenang karena kepalaku sakit dan tubuhku serasa akan demam, pupus sudah setelah mendengar lantunan adzan yang begitu merdu masuk ke telingaku. Aku ingat saat masih kecil. Ketika itu aku sedang bermain di halaman rumah bersama Abi, yang kemudian aku mendengar sebuah lantunan merdu yang menggetarkan hati ini. Serasa aku ingin meneteskan air mata mendengar lantunan merdu tersebut yang begitu mampu membuat diriku terkesima.

“Abi, suara merdu apa ini?,” tanyaku pada Abi. Abi tersenyum dan mendekatiku.
“Alhamdulillah, waktu sholat telah tiba. Nisa, itu adalah adzan yang menandakan waktu sholat telah tiba. Kita sebagai umat muslim wajib mengerjakan sholat ketika waktunya tiba,” tutur Abi padaku.
“Tapi kok disini terasa tentram dan tenang, Abi? tadi waktu lagi main, Nisa ga ngerasain apa-apa, tapi.. saat suara merdu yang Abi sebut adzan itu terdengar, di sini terasa tenang. Kenapa Abi?,” tanyaku polos dengan wajah lugu sambil menunjuk dadaku sendiri. Abi memegang pundak kecilku kemudian tersenyum.

Kenangan masa lalu. Aku segera bangkit dari tempat tidurku kemudian mengambil air Wudlu untuk mensucikan diri dari hadats. Setelah selesai, aku mengenakan mukena sholat yang berguna untuk menutupi aurat. Aku ingat betul kata-kata Abi, kalau sedang sholat aurat kita harus tertutup. Abi banyak mengajarkan tentang Islam kepadaku. Abi mengajarkan sholat, mengaji, puasa dan lain-lain kepadaku. Sedangkan Ummi selalu menasihatiku agar menjaga ucapan dan selalu berbuat baik terhadap sesama. Subhanallah, terima kasih Ya Allah, Engkau menghadirkan seorang Ayah dan seorang Ibu yang begitu mulia di mataku. Yang selalu mendekatkan diri kepada-MU dan mengajarkan kepadaku untuk senantiasa mendekatkan diri kepada-MU.

Aku berdoa, agar Abi mendapat tempat di sisi Allah SWT, menjadi salah seorang penghuni surga. Aku berdoa agar diberi kesabaran dan kekuatan dalam menghadapi segala cobaan yang Allah SWT berikan kepadaku dan kepada Ummi. Ketika Abi meninggal, aku sangat terpukul. Hatiku begitu sakit ditinggal oleh Abi yang selama ini selalu menemani hari-hariku dan mengajarkanku bagaimana menjadi seorang muslimah. Apalagi saat Abi meninggal, Ummi begitu merasakan kesedihan hingga beliau jatuh pingsan di sebelah jenazah Abi yang telah dikafani. Melihat Ummi yang begitu menderita atas kepergian Abi, aku sangat sedih. Yang bisa aku lakukan hanyalah berdoa dan menyerahkan semuanya kepada Sang Khalik, yang menciptakan bumi beserta isinya dan yang menciptakan makhluk hidup yang ada di dunia ini. Saat Abi meninggal, aku sempat marah kenapa Allah mengambil nyawa Abi. Namun, aku kembali mengingat ucapan Abi ketika di rumah sakit dan segera beristigfar memohon ampun kepada Allah atas sikapku.

“Kalau Abi sudah pergi, Nisa sama Ummi jangan sedih, ya? jangan marah, jangan kecewa. Karena sesungguhnya semua yang hidup pasti akan merasakan mati. Dan semua makhluk hidup yang telah diciptakan Allah SWT suatu saat akan kembali kepadaNYA. Nisa sama Ummi harus lebih bersabar dalam menjalani hidup, bahkan ketika cobaan hidup datang kalian harus terus berdoa. Ketika cobaan dan masalah datang, Nisa jangan pernah berpikir kalau Allah tidak sayang sama Nisa dan Ummi, justru Allah sangat sayang sama Nisa dan Ummi. Ingat, Allah SWT tidak akan pernah memberikan cobaan diluar batas kemampuan manusia. Ketika sedang sedih ataupun senang, Nisa harus terus mengingat Allah. Jangan pernah tinggalkan sholat dan terus berdzikir kepada Allah. Nisa mengerti, kan apa yang Abi katakan?,” tutur Abi dengan suara pelan.

Aku meneteskan air mata mengingat perkataan Abi. Aku berdoa agar Abi dijauhkan dari siksa kubur dan api neraka yang amat mengerikan. Ya Allah, aku berterima kasih dan sangat bersyukur kepada-MU karena telah menghadirkan seorang Ayah seperti Abi. Aku sangat bersyukur memiliki orangtua sholeh dan sholeha seperti Abi dan Ummi. Semoga aku bisa menjadi seorang muslimah yang baik seperti Ummi. Amin, Ya Rabb. Selepas sholat subuh, aku mengambil Al-qur’an dan mulai membaca ayat suci Al-qur’an. Kemudian teringat lagi ketika Abi mengajariku membaca Al-qur’an dan menyuruhku menghapalkan surah-surah pendek yang terdapat di dalam Al-qur’an setiap selesai mengaji. Saat kecil, kita pasti pernah diceritakan dongeng sebelum tidur oleh orangtua kita. Disaat anak-anak lain minta diceritakan dongeng cinderella, putri salju, rapunzel dan cerita anak lainnya, Aku justru meminta kepada Abi dan Ummi untuk diceritakan kisah para Nabi dan Rasul. Dan banyak pelajaran berharga yang aku dapat. Subhanallah, aku bersyukur mempunyai sebuah keluarga kecil yang sakinah, mawaddah, warahmah.

Pagi hari. Ayam tetangga berkokok bersahut-sahutan dengan sesama ayam lainnya. Burung-burung berkicau di antara ranting-ranting pepohonan. Matahari mulai terbit di ufuk Timur menghangatkan pagi di hari itu. Udara bersih masih menyegarkan pagi itu. Aku membuka jendela kamarku, menghirup udara segar nan bersih, melihat orang-orang yang mulai lalu lalang di jalan depan rumah. Aku meraih tas cokelat yang aku beli tahun lalu, sambil bergumam “Saatnya memulai hari dengan Bismillah..,”.

“Nisaaa. Ayo sarapan,” panggil Ummi dari ruang makan.
“Iyaa, Ummi,” sahutku sambil mengenakan kaos kaki kemudian keluar dari kamar menuju ruang makan. Aroma roti panggang mulai tercium, Uuhh.. wanginya roti buatan Ummi, gumamku tersenyum.
“Pagi, Ummi,” sapaku ramah sambil melihat hidangan sarapan pagi yang telah Ummi siapkan di meja.
“Pagi, nak. Ayo duduk,” Ummi mempersilakan aku duduk menikmati sarapan pagi buatan Ummi.
“Wah, kayaknya enak, nih. Hehe..,” godaku.
“kok kayaknya, sih?,” tanya Ummi dengan raut wajah yang sengaja dibuat cemberut.
“Iya, deh. Roti panggang ini pasti enak. kan buatan Ummi,” pujiku sambil tertawa kecil. Ummi tersenyum mendengar pujianku. Ya Allah, senang rasanya melihat Ummi bisa tersenyum seperti itu. Terakhir kali aku lihat Ummi tersenyum saat Abi masih ada. Semoga Ummi akan selalu tersenyum seperti ini. Rasanya bahagia melihat Ummi tersenyum lagi. Terima kasih, Ya Allah.
“Nis, kamu mau berangkat kerja sekarang?,” tanya Ummi sambil mengoles selembar roti panggang dengan selai buah.
“Iya, Ummi,” jawabku sambil meneguk segelas susu hangat. Perlahan wajah Ummi berubah diam, datar.
“Ummi kenapa diam? ada masalah, ya Ummi?.” tanyaku pelan sambil melihat raut wajah Ummi yang berubah. Ya Allah, baru saja Ummi tersenyum sekarang Ummi terlihat sedih lagi.
“Ah, tidak kok, nak. Ummi hanya kesepian di rumah soalnya kamu berangkat kerja pagi-pagi pulangnya juga malam. Coba masih ada Abi kamu, Nis. Pasti Ummi tidak akan kesepian terus,” kata Ummi sedih. Matanya mulai berkaca-kaca menandakan sebentar lagi Ummi akan meneteskan air mata. Padahal, mata Ummi sudah sembab. Aku tidak tega melihat Ummi sedih, lalu kupegang tangan Ummi.
“Ummi.. ummi ga usah sedih. Ummi ga kesepian, kok. Kan Allah selalu berada di dekat hambaNYA, kan. Allah selalu berada di hati hambaNYA yang mulia seperti Ummi. Dan juga… Ummi ga perlu khawatir sama Abi. Abi pasti udah mendapatkan tempat yang indah di Surga. Abi juga pasti sedih kalau melihat Ummi sedih atas dirinya. Abi ga akan senang kalau Ummi selalu bersedih atas kepergian Abi. Ummi, kita ga boleh terus-terusan sedih. Kepergian Abi merupakan kehendak Allah SWT, dan kita harus yakin semua itu adalah rencana terbaik Allah untuk kita berdua. Ummi juga ingat, kan apa kata Abi? Abi bilang kita ga boleh sedih kalau nanti Abi udah ninggalin kita. Kita hanya harus berdoa kepada Allah agar kita diberi kesabaran dan kekuatan atas cobaan Allah. Jadi, Ummi ga perlu sedih lagi ya?,” ucapku pada Ummi. Ummi menghapus air matanya kemudian tersenyum melihatku.
“Ummi bersyukur sekali masih punya kamu disisi Ummi, Nis. Tidak terasa kamu telah tumbuh menjadi anak yang sholeha seperti dambaan Abi sama Ummi,” ucap Ummi tersenyum, namun masih menyisakan air mata di sudut matanya. Aku tersenyum. Kemudian menyalami tangan Ummi berpamitan untuk berangkat kerja.

Siang hari. Matahari bersinar terik. Beberapa orang mencoba berlindung di tempat teduh. Seorang perempuan berteduh di bawah pepohonan menghindari sengatan sinar matahari. Namun tidak denganku. Aku tidak berlindung di tempat teduh atau di bawah pohon. Aku sudah cukup teduh dengan jilbab dan pakaian yang kukenakan, melindungiku dari sengatan sinar matahari yang panas. Namun, siapa sangka, di hari itulah awal pertemuanku dengan seorang lelaki yang sekarang menjadi Imam bagi anak-anakku.

Hari itu, aku bertemu dengan Mas Syawal sepulang dari kantor. Kami bertemu saat aku sedang menunggu taksi di pinggir jalan dekat kantor. Mas Syawal saat itu tengah menjemput Sarah, adik kecilnya yang sedang duduk di bangku Sekolah Dasar. Aku masih ingat ketika masih SMA dulu, Sarah masih bayi. Aku sering melihat Mas Syawal menggendong Sarah di teras rumahnya. Saat itu juga, diam-diam terselip di hatiku rasa kagum kepada Mas Syawal. Subhanallah, disaat semua anak-anak muda seumuran Mas Syawal masih bergelit dengan foya-foya, pacaran sana sini, Mas Syawal memilih membantu Ibunya menjaga Sarah dan melaksanakan sholat berjamaah di masjid. Aku kagum dengan kepribadian Mas Syawal yang beda dengan anak laki-laki lainnya. Itulah mengapa aku selalu melewati daerah rumahnya dengan mengendarai sepeda hanya untuk melihat Mas Syawal. Kalau mengingat kejadian tersebut, aku merasa lucu dan malu. Yah, namanya anak remaja pasti pernah merasakan rasa kagum terhadap lawan jenisnya. Aku juga pernah dinasehati Abi dan Ummi kalau rasa suka tersebut memang tidak dilarang, namun harus dalam batas-batas tertentu. Aku juga mengerti apa yang dimaksud Abi dan Ummi, kalau aku boleh suka kepada lawan jenis, tetapi aku tidak boleh melakukan apa yang anak muda lakukan, yaitu PACARAN! Abi dan Ummi mengatakan kalau pacaran memang dibenarkan dalam Islam, tetapi dilakukan setelah menikah bukan sebelum menikah. Pacaran sebelum menikah adalah zina dan zina adalah perbuatan yang keji. Aku bersyukur, tumbuh dalam sebuah keluarga yang dekat dengan Islam, dekat dengan Allah SWT. Masa-masa remajaku aku lalui dengan baik dan benar, semua karena bimbingan Abi dan Ummi.

Ketika sedang menunggu taksi di pinggir jalan, sebuah mobil berwarna putih berhenti tepat di depanku. Seorang pria mengenakan setelan hitam keluar dari mobil tersebut kemudian menatapku. Pria itu tersenyum ramah. Aku melihat sekilas wajah pria tersebut, sepertinya aku mengenalnya tetapi aku tidak tahu siapa dia.
“Assalamu’alaikum,” Ucapnya ramah padaku.
“Wa’alaikumsalam,” Jawabku masih dengan tatapan keheranan.
“Maaf sebelumnya. Saya ingin bertanya. kamu Nisa, kan?,” tanyanya. Aku mengerutkan kening. Bagaimana dia tahu namaku? siapa dia? wajahnya terlihat tidak asing.
“Iya. Maaf, anda siapa, ya? kok tahu nama saya?,” tanyaku balik. Pria tersebut tersenyum lebar.
“Jadi kamu Nisa? Nisa Annisa, kan? Nis, ini aku, Syawal. Ingat ga? kita dulu bersekolah di SMA yang sama. Syawal,” Ucapnya sedikit senang. Aku terkejut mendengar pengakuannya. Lalu kuperhatikan wajahnya. Astagfirullah, dia memang Mas Syawal.
“Mas Syawal? aduh, maaf mas tadi saya ga ngenalin wajahnya Mas Syawal. Subhanallah, Mas Syawal ternyata ga berubah. Akunya saja yang lupa,” tukasku tersenyum.
“Kamu juga ga berubah kok, Nis. Alhamdulillah, setelah bertahun-tahun aku baru ketemu sama kamu di sini. Bagaimana kabar kamu, Nis?,”
“Alhamdulillah baik, Mas Syawal. Mas Syawal gimana, baik keadaannya?,”
“Alhamdulillah, aku baik kok, Nis,” jawabnya. Pintu mobil kembali terbuka, kali ini seorang gadis kecil berkerudung keluar dari mobil tersebut.
“Kak, kok kita berhenti?,” tanyanya.
“Oh, iya, Nis. Kenalin, ini Sarah adikku. Sarah, kenalin ini kakak Nisa, teman sekolah kak Syawal,” ucapnya mengenalkan kami. Aku tersenyum sambil menyebutkan namaku. Sarah juga tersenyum sambil menyalami tanganku dengan sopan. Sarah gadis kecil yang sopan, aku juga bisa merasakan kalau Sarah adalah anak yang baik.
“Nisa, kamu baru pulang kerja, ya?,” tanya Mas Syawal.
“Iya, Mas. Ini aku lagi nungguin taksi. Eh ga taunya Mas Syawal datang. Tadi aku pikir siapa lho, mas ternyata Mas Syawal,”
“Rumah kamu masih yang dulu, kan? aku antarin kamu pulang, ya sekalian masih banyak yang mau aku bicarakan sama kamu. Boleh aku antar pulang?,” ajaknya dengan sopan.
“Oh, ga usah Mas Syawal. Takut ngerepotin,”
“Ngga, kok. Ngga ngerepotin sama sekali. Malah aku senang ngantarin teman lama pulang. Dari pada kamu kepanasan di sini, lagi pula sebentar lagi waktunya sholat Dzuhur, kan?,” tanyanya. Mas Syawal meminta agar dia mengantarku pulang. Awalnya aku tidak enak harus merepotkan Mas Syawal, namun mengingat waktu sholat Dzuhur sebentar lagi tiba, aku menerima tawarannya. Kami pulang bersama siang itu. Di perjalanan, banyak hal yang ditanyakan Mas Syawal. Kami bercerita tentang pendidikan kami dan banyak hal. Dalam sekejap, kami menjadi akrab kembali hanya karena pertemuan di siang itu.

Sesampainya di rumah, aku mengajak Mas Syawal singgah di rumah dan kukenalkan kepada Ummi. Ketika waktu sholat dzuhur tiba, kami memutuskan untuk sholat berjamaah di rumah. Aku, Ummi dan Sarah menjadi makmumnya sedangkan Mas Syawal sebagai imam saat itu. Aku tahu, semua kejadian hari itu, pertemuan itu adalah kehendak Allah SWT. Allah SWT mempertemukan kembali aku dengan Mas Syawal. Selepas sholat, kami kebali bercerita sekedar menambah keakraban di antara keluargaku dan Mas Syawal.

Hari-hari berlalu dengan cepat. Mas Syawal ternyata manajer baru di kantor tempat aku bekerja. Suatu kebetulan yang luar biasa. Aku semakin yakin ada sebuah alasan mengapa Allah SWT menghendaki Mas Syawal bertemu denganku. Walaupun seorang manajer, Mas Syawal tidak bersikap angkuh dan sombong. Dia tetap ramah kepada siapa saja, entah itu karyawan atau pun office boy yang ada di kantorku. Oleh karena itu, Mas Syawal disenangi semua orang. Semua orang menyukai kepribadiannya yang baik dan tidak sombong. Aku dan Mas Syawal semakin akrab, karena kami bekerja di tempat yang sama. Aku menjadi kebingungan, tatkala rasa yang pernah aku rasakan sewaktu dulu kini kembali muncul di hatiku. Ya Allah, rasa apakah ini? mengapa rasa ini kembali muncul setelah sekian tahun lamanya aku tak bertemu dengannya? Ampunilah aku atas rasa yang tidak benar ini, Ya Allah! aku tidak boleh menyukai Mas Syawal tanpa adanya status pernikahan yang jelas. Bagaimana mungkin aku menyukai seorang pria padahal aku belum menikah dengannya?

Setiap malam aku berdoa. Aku berdoa, jika memang ia jodohku maka dekatkanlah ia padaku, Ya Allah. Ridhoilah perasaan ini, karena sesungguhnya hamba yang mulia adalah hamba yang mencintai dan dicintai karena Allah SWT. Namun, jika ia bukan jodohku maka jangan biarkan rasa ini terus berada di dalam hatiku. Aku ikhlas jika memang ia bukan jodohku, bukan calon imamku kelak. Ya Allah, Engkaulah yang mengatur segalanya, rezeki bahkan jodoh. Yang manusia bisa lakukan hanya berdoa dan memohon kepada-MU Ya Allah.

Hingga suatu hari. Suatu hari dimana Allah telah manjawab semua doaku. Suatu hari dimana aku akan mendapatkan kebahagiaan yang luar biasa. Semua atas kehendak Allah SWT. Mas Syawal mengkhitbahku!! ia ingin menjadikan aku pendamping hidupnya, seperti Nabi Adam dan Hawa. Ia ingin menjadi imam bagi anak-anakku kelak. Ia ingin aku menjadi seorang Ibu bagi anak-anaknya nanti. Ia juga mengatakan, untuk apa ia melanjutkan pendidikan keluar negeri kalau ternyata tulang rusuknya berada di dekatnya saat ini. Ia ingin menikahiku. Subhanallah, air mataku menetes mendengar perkataannya di depan Ummi dan keluarganya. Aku sangat bahagia mendengar Mas Syawal ingin menikahiku, ingin membangun rumah tangga denganku. Ummi melihatku menangis penuh keharuan kemudian memelukku : “Sekarang kamu bukan Nisa kecil Ummi lagi, nak! tapi kamu sekarang adalah calon seorang Ibu bagi anak-anakmu nanti. Kamu akan menjadi seorang “Ummi”, seperti Ummi,” Ummi membisikkanku kata-kata tersebut dengan lembut. Aku sangat bahagia. Di tengah-tengah kebahagiaan itu, ada satu kesedihan yang melanda hatiku. Kebahagiaan itu ternyata terasa tak lengkap, ketika aku mengingat Abi yang saat itu tidak berada di sampingku, merasakan kebahagiaan yang sama.

Abi, andai Abi berada di sini saat ini, lengkaplah sudah semua kebahagiaanku. Tapi aku tahu, Abi pasti sedang bahagia di surga sana, melihat putri kecilnya yang akan menikah dengan seorang pria seperti Abi. Abi, Mas Syawal akan menjadi suami Nisa, seperti Abi yang telah menjadi suami Ummi dan Ayah bagi aku. Ingin rasanya Abi berada di sini, melengkapi semua kebahagiaan ini. Terimah kasih, Abi sudah membimbing Nisa selama ini, mengajari Nisa berbagai hal.
Ya Allah, Terima kasih telah mempertemukan aku dengan Mas Syawal. Ridhoilah pernikahan kami. Karena sesungguhnya kami berdua saling mencintai karenaMU Ya Allah. Dan semua ini terjadi atas izinMU, yang dapat memisahkan kami hanya Engkau, Ya Allah. Aku bersyukur kepadaMU karena telah menghadirkan mereka di kehidupanku. Amin, Ya Rabb.

Cerpen Karangan: Rizka Dwigrah. P

Sumber: http://cerpenmu.com

Kamis, 12 September 2013

Kisah Malaikat Jibril dan Malaikat Mikail Menangis

Dalam sebuah kitab karangan Imam al-Ghazali menyebutkan bahwa iblis itu sesungguhnya namanya disebut sebagai al-Abid (ahli ibadah) pada langit yang pertama, pada langit yang keduanya disebut az-Zahid. Pada langit ketiga, namanya disebut al-Arif. Pada langit keempat, namanya adalah al-Wali. Pada langit kelima, namanya disebut at-Taqi. Pada langit keenam namanya disebut al-Kazin. Pada langit ketujuh namanya disebut Azazil manakala dalam Luh Mahfudz, namanya ialah iblis.

Dia (iblis) lupa akibat urusannya. Maka Allah S.W.T telah memerintahkannya sujud kepada Adam. Lalu iblis berkata, "Adakah Engkau mengutamakannya daripada aku, sedangkan aku lebih baik daripadanya. Engkau jadikan aku daripada api dan Engkau jadikan Adam daripada tanah."

Lalu Allah S.W.T berfirman yang maksudnya, "Aku membuat apa yang aku kehendaki." Oleh kerana iblis memandang dirinya penuh keagungan, maka dia enggan sujud kepada Adam A.S kerana bangga dan sombong.
Dia berdiri tegak sampai saatnya malaikat bersujud dalam waktu yang berlalu. Ketika para malaikat mengangkat kepala mereka, mereka mendapati iblis tidak sujud sedang mereka telah selesai sujud. Maka para malaikat bersujud lagi bagi kali kedua kerana bersyukur, tetapi iblis tetap angkuh dan enggan sujud. Dia berdiri tegak dan memaling dari para malaikat yang sedang bersujud. Dia tidak ingin mengikut mereka dan tidak pula dia merasa menyesal atas keengganannya.

Kemudian Allah S.W.T merubahkan mukanya pada asalnya yang sangat indah cemerlangan kepada bentuk seperti babi hutan. Allah S.W.T membentukkan kepalanya seperti kepala unta, dadanya seperti daging yang menonjol di atas punggung, wajah yang ada di antara dada dan kepala itu seperti wajah kera, kedua matanya terbelah pada sepanjang permukaan wajahnya. Lubang hidungnya terbuka seperti cerek tukang bekam, kedua bibirnya seperti bibir lembu, taringnya keluar seperti taring babi hutan dan janggut terdapat sebanyak tujuh helai.

Setelah itu, lalu Allah mengusirnya dari syurga, bahkan dari langit, dari bumi dan ke beberapa jazirah. Dia tidak akan masuk ke bumi melainkan dengan cara sembunyi. Allah S.W.T melaknatinya sehingga ke hari kiamat kerana dia menjadi kafir. Walaupun iblis itu pada sebelumnya sangat indah cemerlang rupanya, mempunyai sayap emapt, banyak ilmu, banyak ibadah serta menjadi kebanggan para malaikat dan pemukanya, dan dia juga pemimpin para malaikat karubiyin dan banyak lagi, tetapi semua itu tidak menjadi jaminan sama sekali baginya.

Ketika Allah S.W.T membalas tipu daya iblis, maka menangislah Jibril A.S dan Mikail. Lalu Allah S.W.T berfirman yang bermaksud, "Apakah yang membuat kamu menangis?" Lalu mereka menjawab, "Ya Allah! Kami tidaklah aman dari tipu dayamu."
Firman Allah bagi bermaksud, "Begitulah aku. Jadilah engkau berdua tidak aman dari tipu dayaku."
Setelah diusir, maka iblis pun berkata, "Ya Tuhanku, Engkau telah mengusir aku dari Syurga disebabkan Adam, dan aku tidak menguasainya melainkan dengan penguasaan-Mu."

Lalu Allah berfirman yang bermaksud, "Engkau dikuasakan atas dia, yakni atas anak cucunya, sebab para nabi adalah maksum."
Berkata lagi iblis, "Tambahkanlah lagi untukku." Allah berfirman yang maksudnya, "Tidak akan dilahirkan seorang anak baginya kecuali tentu dilahirkan untukmu dua padanya."
Berkata iblis lagi, "Tambahkanlah lagi untukku." Lalu Allah berfirman dengan maksud, "Dada-dada mereka adalah rumahmu, engkau berjalan di sana sejalan dengan peredaran darah."
Berkata iblis lagi, "Tambahkanlah lagi untukku." Maka Allah berfirman lagi yang bermaksud, "Dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukan yang berjalan kaki, ertinya mintalah tolong menghadapi mereka dengan pembantu-pembantumu, baik yang naik kuda mahupun yang berjalan kaki. Dan berserikatlah dengan mereka pada harta, iaitu mendorong mereka mengusahakannya dan mengarahkannya ke dalam haram."

"Dan pada anak-anak, iaitu dengan menganjurkan mereka dalam membuat perantara mendapat anak dengan cara yang dilarang, seperti melakukan senggama dalam masa haid, berbuat perkara-perkara syirik mengenai anak-anak itu dengan memberi nama mereka Abdul Uzza, menyesatkan mereka dengan cara mendorong ke arah agama yang batil, mata pencarian yang tercela dan perbuatan-perbuatan yang jahat dan berjanjilah mereka." (Hal ini ada disebutkan dalamsurah al-Isra ayat 64 yang bermaksud : "Gerakkanlah orang yang engkau kuasai di antara mereka dengan suara engkau dan kerahkanlah kepada mereka tentera engkau yang berkuda dan yang berjalan kaki dan serikanlah mereka pada harta dan anak-anak dan berjanjilah kepada mereka. Tak ada yang dijanjikan iblis kepada mereka melainkan (semata-mata) tipuan."

Sumber: http://pribadimanfaat.blogspot.com

Rabu, 11 September 2013

Kisah Seorang Ulama Dengan Seorang Perokok Di Malam

Aku pernah diundang di malam Ramadhan dua tahun yang lalu untuk menjadi pembicara dalam satu siaran live di salah satu siaran televisi. Siaran kala itu berkisar tentang ibadah pada bulan Ramadhan. Siaran itu dilakukan di Makkah al Mukarramah pada satu kamar di salah satu hotel yang bisa melongok di atas Masjidil Haram.Kala itu kami berbicara tentang Ramadhan. Para pemirsa televisi bisa melihat dari sela-sela jendela kamar di belakang kami pemandangan orang-orang yang umrah dan thawaf secara langsung.
Kala itu pemandangannya sungguh mengagumkan dan mengharukan, membuat pembicaraan pun semakin berkesan. Hingga pembawa acara menjadi lembut hatinya, dan menangis di tengah halaqah itu. Sungguh suasana itu adalah suasana keimanan, dan tidak merusak suasana itu kecuali salah satu cameramen. Dia memegang kamera dengan satu tangan, dan tangan yang kedua memegang “Tuhan Sembilan Senti” menurut istilah Penyair Taufik Ismail (tambahan redaksi), yaitu rokok. Seakan-akan tidak ada satu waktu yang tersia-siakan dari malam bulan Ramadhan kecuali dia kenyangkan paru-parunya dengan asap rokok.
Hal ini banyak menggangguku. Penghisap rokok itu benar-benar mencekikku, tetapi harus bersabar, karena itu adalah siaran langsung, dan tidak ada alas an, kecuali terpaksa melaluinya. Berlalulah satu jam penuh, dan berakhirlah kajian itu dengan salam. Kameramen itu pun mendatangiku –sementara rokok masih ada di tangannya- sembari dia mengucapkan terima kasih dan memuji. Maka kukeraskan genggaman tanganku dan kukatakan, “Anda juga, saya berterima kasih atas keikutsertaan anda dalam menyunting acara keagamaan ini. Saya memiliki satu kalimat, barangkali anda mau menerimanya.”
Dia pun menjawab, “Silahkan…silahkan.”
Kukatakan, “Rokok dan siga…” (maksudnya sigaret),
Namun dia memutus pembicaraanku seraya berkata, “Jangan menasehatiku…Demi Allah, tidak ada faidahnya wahai Syaikh.”
Kukatakan, “Baik, dengarkan saya… Anda tahu bahwa rokok haram, dan Allah berfirman…
Dia pun memotong pembicaraanku sekali lagi, “Wahai Syaikh, janganlah menyia-nyiakan waktu anda… saya telah merokok selama 40 tahun… rokok telah mengalir dalam urat nadi saya… tidak ada faidah… selain anda lebih pandai lagi…!!
Kukatakan, “Apa yang ada faidahnya?
Dia pun merasa tidak enak dariku lalu berkata, “Doakanlah saya… doakanlah saya.”
Maka aku pun memegang tangannya seraya berkata, “Mari bersama saya…
Kukatakan, “Mari kita melihat kepada Ka’bah.”
Maka kami pun berdiri di sisi jendela yang bisa melongok di atas al Haram. Dan ternyata setiap jengkal dipenuhi dengan manusia. Antara yang ruku’, sujud, yang sedang umrah, dan sedang menangis. Sungguh pemandangan yang sangat mengesankan. Kukatakan, “Apakah anda melihat mereka?”
Dia menjawab, “Ya.”
Kukatakan, “Mereka datang dari setiap tempat, yang putih, yang hitam… orang Arab dan Ajam… yang kaya yang miskin… semuanya berdoa kepada Allah agar menerima ibadah mereka dan mengampuni mereka…
Dia menjawab, “Benar… benar…
Kukatakan, “Tidakkah anda menginginkan Allah memberikan kepada anda apa yang Dia berikan kepada mereka?
Dia menjawab, “Ya… tentu saja.”
Kukatakan, “Angkatlah tangan anda, saya akan berdoa untuk anda… dan aminilah doa saya.”
Aku pun mengangkat kedua tanganku lalu kukatakan, “Ya Allah, ampunilah dia…
Dia berkata, “Aamiin.
Aku berdoa, "Ya Allah, angkatlah derajatnya, dan kumpulkanlah dia bersama dengan orang-orang yang dikasihinya di dalam sorga… Ya Allah…
Dan tidak henti-hentinya aku berdoa hingga hatinya lembut dan menangis… seraya mengulang-ulang, “Aamiin… aamiin…
Tatkala aku ingin menutup doa kukatakan, “Ya Allah, jika dia meninggalkan rokok, maka kabulkanlah doa ini, jika tidak, maka haramkan dia terkabulnya doa ini.”
Maka pecahlah tangisan laki-laki tersebut, sembari menutup wajahnya dengan kedua tangannya dan keluar dari kamar tersebut.
Berbulan-bulan telah berlalu, aku pun diundang lagi di studio televisi tersebut untuk melakukan siaran langsung. Saat aku masuk ke bangunan tersebut, tiba-tiba ada seorang laki-laki yang tampak taat beragama menemuiku, kemudian dia mengucapkan salam dengan hangat, lalu mencium kepalaku, dan merendah meraih kedua tanganku untuk menciumnya, dan sungguh dia sangat terkesan.
Kukatakan kepadanya, “Mudah-mudahan Allah mensyukuri kelembutan dan adab anda… saya sungguh menghargai kecintaan anda… akan tetapi maaf, saya belum mengenal anda…
Maka dia berkata, “Apakah anda masih ingat dengan cameramen yang telah anda nasihati untuk meninggalkan rokok dua tahun yang lalu?”
Kujawab, “Ya…”
Dia berkata, “Sayalah dia… Demi Allah wahai Syaikh… sesungguhnya aku tidak pernah meletakkan rokok di mulutku sejak saat itu.
Alhamdulillahi Rabbil ‘alamin.

Sumber: http://www.aerodesa.in

Satu Tetesan Air Mata Ibu adalah Seribu Derita Untukku

Bagiku ibu itu segalanya , bagiku ibu itu mutiara ..

Tetesan keringat , urat nadi ,hati  dan jantung seakan tak mau berhenti menyebut satu nama setelah nama TUHAN .. nama itu adalah IBU ..

Cerita ini adalah pengalaman pribadi yang ku alami delapan bulan ini , cerita bermula saat bulan januari setelah pulang kuliah .

dok dok dok , ku ketuk pintu rumahku yang terkunci dari dalam rumah , *kreeek bunyi pintu rumah yang sudah ramah ku dengar sejak aku kecil , tiba tiba kulihat ibu sedang duduk termenung di kursi ruang tamu rumahku yang mini itu , kemudian ku jabat tangannya dan ibu pun memeluk tubuhku yang masih basah dengan keringat karna panasnya cuaca saat itu , dan beliau berkata kepadaku ,”Le.. mak’e piye iki?? ” (dalam bahasa indonesia : ” nak bagaimana dengan ibu ini ??” .. aku linglung dan tak tau ap yang dimaksud dengan pertanyaan ibuku itu .

aku : ” teng nopo mak ?pun nangis !” ( kenapa ibu , jangan nangis ! ) * sambil kupeluk erat dan ku elus dada ibuku yang mulai terdengar degup jantung yang tak beraturan .

ibu : ” mak e kenek tumor !! ” (ibu kena tumor !! ) * sekejap tubuh ku lemas tak berdaya mendengar perkataan ibu yang mulai terpatah patah akibat tangisnya .

aku : ” pun nangis mak , sedoyo enten obate . ikhtiar ndongo marang gusti , sedoyo keluarga mesti padosne” (jangan menangis ibu , semua pasti ada obatnya , ikhtiar berdoa pada yang kuasa , semua keluarga pasti mencarikan obat untukmu)

ibu : *peluk kembali diri ini

mulai percakapan singkat yang begitu memukul saya itu lah yang membuat saya mencoba untuk membuat bahagia ibu , mulai dari berobat kerumah sakit dan sampai pada akhirnya ibu tibalah saatnya untuk operasi .. namun yang terjadi bukan seperti yang apa saya harapkan , setelah keluar ruang operasi ibuku hanya bisa berkedip hanya bisa meneteskan air mata dari mata kirinya .
dari situlah aku paham betapa menderitanya aku jika air mata itu tetep keluar menetesi pipinya yang mulai keriput itu , apalah namanya mall praktek lah , salah operasi lah .. aku tak pedulikan itu , apakah dengan jalan saya menuntut pihak rumah sakit akan menyembuhkan penyakit yang sudah melekat di hati ibu ?
berusah menyadari bahwa semua adalah jalan-Nya , tuhan tak bakal memberi cobaan diluar kemampuan hamba-Nya ..  Ibu saya ternyata menderita stroke sebelah , yaitu organ tubuh bagian kanannya sudah tak berfungsi seperti biasanya .

setiap malam gak pernah aku lewatkan berdoa untuk tak mendoakan ibu , karna bagiku nyawaku berasal dari Tuhan lewat kandungannya . ku menangis dan seolah semua apa yang kulakukan selalu patah , dan tak lepas dari pikiranku tentang ibu . sampai saat ini pun ibuku hanya bisa terbaring lemah dengan kondisi yang semakin kurus .

Ingin rasanya setiap ku memandikan tubuh ibu aku minum air sisa mandi itu , agar aku mengerti dan merasakan hangatnya hati yang masih mengalir dari kasih sayang seorang ibu kepada anaknya , dan apa yang dia rasakan bisa saya rasakan juga .

ibu..
waktu masih berjalan ..

Seperti udara… kasih yang engkau berikan
Tak mampu ku membalas…

Ingin kudekat dan menangis di pangkuanmu
Sampai aku tertidur, bagai masa kecil dulu

patahan lagu itulah yang setiap malam saat aku merenung sendiri pasti akan aku bunyikan dan aku dengar di telinga ini . doaku ya Rob , kuatkan dan selalu kuatkan jalan ibuku di jalanMu dan lekas sembuhkan ibuku ya Rob , karna tetesan air mata ibu adaalah beribu derita untuk hambamu ini .

pesan moral : bagi kalian yang masih punya Ibu jangan lah engkau sia siakan kasih sayangnya , berbaktilah pada ibu , dan ingat jika suatu saat kau tanpanya pasti kau akan merasa lebih menderita dari penderitaan lain , usap dan cium kaki ibu ,.. aku yakin kamu pasti akan menyadari betapa nyawanya hanya dikorbankan untuk anak tersayangnya , semenjak kalian masih jadi embrio , sembilan bulan diperutnya, kecil di buaiannya , disusuinya hingga kalian jadi sseperti sekarang ini .

IBUKU MAHKOTA DUNIA DAN AKHIRATKU

Sumber: http://fiksi.kompasiana.com

Selasa, 10 September 2013

Kisah Nyata Dari Arab: Begitu Besarnya Berkah ALLOH Jika Sabar Dan Yakin

Kota Riyadh ternyata menyimpan banyak kisah dan rahasia yang hanya diperlihatkan pada telinga yang mau mendengar dan hati yang mau merasa. Tentu saja hidayah adalah kehendak NYA dan hanya akan diberikan kepada mereka yang mencarinya.

Ada sebuah energi yang luar biasa ketika beberapa hari yang lalu kudengar cerita dari beberapa sahabatku. Mereka berasal dari Palestina, Bahrain, Jordan, Syiria, Pakistan, India, Srilanka Mesir, Afrika dan Saudi Arabia . Salah satunya adalah teman dari Sudan.

Aku mengenalnya dengan nama Ammar Mustafa, dia salah satu muslim kulit hitam yang juga bekerja di hotel ini. Beberapa bulan belakangan aku tak lagi melihatnya. Biasanya ia bekerja bersama pekerja lain menggarap proyek bangunan di tengah terik matahari kota Riyadh .

Hari itu Ammar tidak terlihat, karena penasaran, saya coba tanyakan kepada Iqbal .

“Oh kamu tidak tahu?” jawabnya balik bertanya dengan bahasa Inggris khas India.

“Iya, beberapa minggu ini dia tak terlihat di mushola.”

Selepas itu tanpa diduga Iqbal bercerita panjang lebar tentang Ammar.

Ternyata Amar datang ke kota Riyadh lima tahun lalu. Ia datang ke negeri ini dengan tangan kosong, dan nekad pergi meninggalkan keluarganya di Sudan untuk mencari kehidupan di kota ini. Saudi Arabia memang memberikan free visa untuk negara negara Arab lainnya termasuk Sudan, maka Ammar bisa bebas mencari kerja disini asal punya pasport dan tiket.

Sayang, kehidupan memang tidak selamanya bersahabat. Do’a Ammar untuk mendapat kehidupan yang lebih baik di kota ini demi keluarganya ternyata saat itu belum terkabul. Dia bekerja berpindah pindah dengan gaji yang sangat kecil, uang gajinya tidak sanggup untuk membayar apartemen hingga ia tinggal bersa,a teman temannya. Meski demikian, Ammar tetap gigih mencari pekerjaan. Ia tetap mencari kesempatan agar bisa mengirim uang untuk keluarganya di Sudan.

Bulan pertama berlalu kering, bulan kedua semakin berat, bulan ketiga hingga tahun tahun berikutnya kepedihan Ammar tidak kunjung berakhir. Waktu bergeser lamban dan berat, telah lima tahun Ammar hidup berpindah pindah di kota ini. Bekerja dibawah tekanan panas matahari dan suasana kota yang garang, tapi amar tetap bertahan dalam kesabaran.

Kota metropolitan akan lebih parah dari hutan rimba jika kita tidak tahu caranya untuk mendapatkan uang, dihutan bahkan lebih baik. Di hutan kita masih bisa menemukan buah buah, tapi di kota? Kota adalah belantara penderitaan yang akan menjerat siapa saja yang tidak mampu bersaing.

Riyadh adalah ibu kota Saudi Arabia, hanya berjarak 7 jam dari Dubai dan 10 Jam jarak tempuh dengan bis menuju Makkah. Dihampir keseluruhan kota ini tidak ada pepohonan untuk berlindung saat panas. Disini hanya terlihat kurma kurma yang berbuah satu kali dalam setahun..

Amar seperti terjerat di belantara kota ini. Pulang ke Sudan bukan pilihan terbaik, ia sudah melangkah, ia harus membawa perubahan untuk kehidupan keluarganya disana, itu tekadnya. Ammar tetap tabah dan tidak berlepas diri dari keluarganya. Ia tetap mengirimi mereka uang meski sangat sedikit, meski harus ditukar dengan lapar dan haus untuk raganya disini.

Sering ia melewatkan harinya dengan puasa menahan dahaga dan lapar sambil terus melangkah, berikhtiar mencari suap demi suap nasi untuk keluarganya di Sudan. Tapi Ammar pun manusia.
Ditahun kelima ini ia tidak tahan lagi menahan malu dengan teman temannya yang ia kenal, sudah lima tahun ia berpindah pindah kerja dan numpang di teman temannya tapi kehidupannya tidak kunjung berubah. Ia memutuskan untuk pulang ke Sudan, tekadnya telah bulat untuk kembali berkumpul dengan keluarganya di Sudan.

Saat itu ia tidak memiliki uang meski sebatas untuk tiket pulang. Ia terpaksa menceritakan keinginannya untuk pulang kepada teman2 terdekatnya. Dan salah satu teman baik Ammar memberinya sejumlah uang untuk membeli tiket ke Sudan.

Hari itu juga Ammar berpamitan pada teman2nya, ia pergi ke sebuah agen perjalanan di Olaya- Riyadh, untuk membeli tiket. Sayang, ternyata semua penerbangan Riyadh-Sudan minggu ini susah didapat karena konflik di Libya, negara tetangganya. Saat itu tiket hanya tersedia untuk kelas executive saja.

Akhirnya ia membeli tiket untuk penerbangan minggu berikutnya. Tiket sudah ditangan, dan jadwal terbang masih minggu depan. Ammar sedikit kebingungan dengan nasibnya.Tadi pagi ia tidak sarapan , siang inipun belum ada celah untuk makan siang. Tapi baginya ini bukan hal pertama. Ia hampir terbiasa dengan keadaan itu.

Adzan dzuhur bergema, semua toko toko, supermarket, bank, dan kantor pemerintah serentak menutup pintu dan menguncinya. Security kota berjaga jaga di luar kantor menunggu hingga waktu shalat berjamaah selesai. Ammar tergesa menuju sebuah masjid di pusat kota Riyadh.Ia mengikatkan tas kosongnya di pinggang, kemudian mengambil wudhu, membasahi wajahnya yang hitam legam, mengusap rambutnya yang keriting dengan air. Lalu ia masuk ke dalam mesjid, shalat 2 rakaat untuk menghormati masjid. Ia duduk menunggu mutawwa memulai shalat berjamaah.

Hanya disaat shalat itulah dia merasakan kesejukan, Ia merasakan terlepas dari beban dunia yang menghimpitnya, hingga hatinya berada dalam ketenangan ditiap menit yang ia lalui. Shalat telah selesai.
Ammar masih bingung kemana harus melangkah, sedangkan penerbangan masih seminggu lagi. Dilihatnya beberapa mushaf Al Qur’an yang tersimpan rapi di pilar pilar mesjid yang kokoh itu. Ia mengambil salah satunya, bibirnya mulai bergetar membaca taawudz dan terus membaca al Qur’an hingga adzan ashar tiba menyapanya, selepas maghrib ia masih di sana. Akhirnya Ammar memutuskan untuk tinggal disana hingga jadwal penerbangan ke Sudan tiba.

Ammar memang telah terbiasa bangun awal di setiap harinya, seperti pagi itu, ia adalah orang pertama yang terbangun di sudut kota. Ia selalu mengumandangkan suara indahnya memanggil jiwa jiwa untuk shalat, membangunkan seisi kota saat fajar menyingsing. Adzannya memang khas, hingga bukan sebuah kebetulan juga jika Prince (Putra Raja Saudi) di kota itu juga terpanggil untuk shalat subuh berjamaah disana. Adzan yang juga ia kumandangkan disetiap pagi dalam sisa seminggu terakhirnya di kota Riyadh.

Ditiket tertulis jadwal penerbangan ke Sudan jam 05:23am, artinya ia harus sudah ada di bandara jam 3 pagi atau 2 jam sebelumnya. Ammar bangun lebih awal dan pamit kepada pengelola masjid, untuk mencari bis menuju bandara King Abdul Azis, Riyadh yang hanya berjarak kurang dari 30 menit dari pusat Kota.

Amar sudah duduk diruang tunggu bandara, tampaknya penerbangan sediikit tertunda. Ammar melamun dan kecemasan mulai menghantui dirinya. Ia harus pulang tanpa uang sedikitpun, padahal lima tahun ia terus bekerja keras. Namun ia memahami, inilah kehidupan dan dunia hanyalah persinggahan sementara. Ia tidak pernah ingin mencemari kedekatannya dengan Penggenggam Alam semesta dengan mengeluh. Ia tetap berjalan walau tertatih memenuhi kewajiban sebagai Hamba Allah, dan sebagai imam dalam keluarganya.

Tiba tiba dari speaker bandara terdengar suara memanggil namanya. Belum hilang rasa terkejutnya, tiba² datang sekelompok orang berbadan tegap menghampirinya. Mereka membawa Ammar ke mobil tanpa basa basi, mereka hanya berkata “Prince memanggilmu”. Ammar semakin bingung ada apa Prince memanggilnya?

Kerajaan Saudi memiliki banyak Prince dan Princess (Putra dan Putri Kerajaan) , mereka tersebar hingga ratusan diseluruh jazirah Arab ini dan tinggal di istana masing masing.

Setiap kali Ammar adzan Prince selalu bangun dan merasa terpanggil untuk sholat. Hingga suatu hari suara Ammar beradzan tak terdengar lagi . Prince merasa kehilangan dan saat mengetahui bahwa sang muadzin pulang kenegerinya. dia langsung memerintahkan pihak bandara untuk menunda penerbangan dan segera menjemput Ammar .

Ammar sudah tiba di istana dan Prince menyambutnya dengan ramah sambil menanyakan mengapa Ammar ingin kembali ke negerinya. Lalu ia mulai bercerita bahwa sudah lima tahun bekerja di kota Riyadh tapi tak pernah mendapatkan kesempatan kerja yang tetap serta gaji yang cukup untuk menghidupi keluarganya di Sudan.

Prince mengangguk nganguk dan bertanya:

“Berapakah gajimu dalam satu bulan?”

Amar kebingungan, karena gaji yang ia terima tidak pernah tetap. Bahkan sering ia tidak punya gaji berbulan bulan. Prince memakluminya, lalu beliau bertanya lagi:

“Berapa gaji paling besar dalam sebulan yang pernah kamu terima ?”

Dahi Ammar berkerut mengingat kembali catatan hitamnya selama lima tahun ini.

“Alhamdulilah, SR 1.400 “, jawab Ammar.

Prince langsung memerintahkan bendahara untuk menghitung 1.400 Real dikali dengan 5 tahun (60 bulan) dan hasilnya adalah SR 84.000 (84 Ribu Real = Rp. 184. 800.000). Lalu Prince menyerahkan uang tersebut kepada Ammar.

Tubuh Amar gemetar melihat keajaiban dihadapannya, belum selesai bibir mengucapkan Al Hamdalah, Prince menghampiri dan memeluknya seraya berkata:

“Aku tahu cerita tentang keluargamu yang menantimu di Sudan. Pulanglah temui istri dan anakmu dengan uang ini, lalu kembalilah setelah 3 bulan. Saya siapkan tiket untuk kamu dan keluargamu kembali ke kota Riyadh. Jadilah Bilal di masjidku dan hiduplah bersama kami di Palace ini. “

Ammar tak dapat menahan air matanya, ia bukan terharu karena menerima sejumlah uang walau uang itu sangat besar artinya bagi keluarganya yang miskin. Ammar menangis karena keyakinannya selama ini benar, Allah sungguh sungguh memperhatikan hambanya, kesabaran selama lima tahun berakhir dengan indah.Inilah buah dari kesabaran dan keikhlasan Ammar. Semua berubah dalam sekejap, lima tahun itu adalah masa yang lama bagi Ammar. tapi nothing imposible for Allah, tidak ada yang tidak mungkin jika Allah berkehendak.

Ini kisah nyata yang tokohnya masih berada di kota Riyadh, saat ini Ammar hidup cukup di sebuah rumah di dalam istana milik Prince. Ammar dianugerahi Allah hidup yang baik didunia, menjabat sebagai Muadzin di Masjid Prince Saudi Arabia di pusat kota Riyadh.

Subhanallah….seperti itulah buah dari kesabaran.

“Jika sabar itu mudah, tentu semua orang bisa melakukannya. Jika kamu mulai berkata sabar itu ada batasnya, itu cukup berarti pribadimu belum mampu menetapi kesabaran karena sabar itu tak ada batasnya. Batas kesabaran itu terletak didekat pintu Syurga dalam naungan keridhaan Nya”. (NAI)
”Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar. ” (Al Fushilat 35) Allahuakbar! Maha Benar Allah dengan segala Firman Nya.
Kisah nyata yang memberi pelajaran pada kita semua. Insya Allah yg terbaik akan diberikan Allah pada mereka yang berdoa dengan ikhlas & berusaha keras.


Sumber: http://madiunkingdom.blogspot.com

Kisah Motivasi: Sebuah Mimpi Seorang Kakak Untuk Memberi

Kisah Motivasi: Sebuah Mimpi Seorang Kakak Untuk Memberi - Roy Angel adalah seorang miskin yang memiliki kakak seorang milyuner. Pada tahun 1940, ketika bisnis minyak bumi sedang mengalami puncak, kakaknya menjual padang rumput di Texas pada waktu yang tepat dengan harga yang sangat tinggi.

Seketika itu kakak Roy Angel menjadi kaya raya. Setelah itu kaka Roy Angel menanam saham pada perusahaan besar dan memperoleh untung yang besar. Kini dia tinggal di apartemen mewah di New York dan memiliki kantor di Wallstreet.

Seminggu sebelum Natal, kakaknya menghadiahi Roy Angel sebuah mobil baru yang mewah dan mengkilap. Suatu pagi seorang anak gelandangan menatap mobilnya dengan penuh kekaguman.

"Hai.. nak" sapa Roy

Anak itu melihat pada Roy dan bertanya "Apakah ini mobil Tuan?"

"Ya," jawab Roy singkat.

"Berapa harganya Tuan?"

"Sesungguhnya saya tidak tahu harganya berapa".

"Mengapa Tuan tidak tahu harganya, bukankan Tuan yang punya mobil ini?" Gelandangan kecil itu bertanya penuh heran.

"Saya tidak tahu karena mobil ini hadiah dari kakak saya"

Mendengar jawaban itu mata anak itu melebar dan bergumam, "Seandainya.... seandainya..."

Roy mengira ia tahu persis apa yang didambakan anak kecil itu, "Anak ini pasti berharap memiliki kakak yang sama seperti kakakku".

Ternyata Roy salah menduga, saat anak itu melanjutkan kata-katanya: "Seandainya... seandainya saya dapat menjadi kakak seperti itu.."

Dengan masih terheran-heran Roy mengajak anak itu berkeliling dengan mobilnya. Anak itu tak henti-henti memuji keindahan mobilnya.

Sampai satu kali anak itu berkata, "Tuan bersediakah Tuan mampir ke rumah saya ? Letaknya hanya beberapa blok dari sini".

Sekali lagi Roy mengira dia tahu apa yang ingin dilakukan anak ini. "Pasti anak ini ingin memperlihatkan pada teman-temannya bahwa ia telah naik mobil mewah" pikir Roy.

"OK, mengapa tidak", kata Roy sambil menuju arah rumah anak itu.

Tiba di sudut jalan si anak gelandangan memohon pada Roy untuk berhenti sejenak,

"Tuan, bersediakah Tuan menunggu sebentar? Saya akan segera kembali".

Anak itu berlari menuju rumah gubuknya yang sudah reot. Setelah menunggu hampir sepuluh menit, Roy mulai penasaran apa yang dilakukan anak itu dan keluar dari mobilnya, menatap rumah reot itu. Pada waktu itu ia mendengar suara kaki yang perlahan-lahan. Beberapa saat kemudian anak gelandangan itu keluar sambil menggendong adiknya yang lumpuh. Setelah tiba di dekat mobil anak gelandangan itu berkata pada adiknya:

"Lihat... seperti yang kakak bilang padamu. Ini mobil terbaru. Kakak Tuan ini menghadiahkannya pada Tuan ini. Suatu saat nanti kakak akan membelikan mobil seperti ini untukmu".

Seandainya saya dapat menjadi kakak seperti itu.

Sumber: http://madiunkingdom.blogspot.com

Cerita Lucu Para Pengunjung Warnet

Pengalaman dengan customer cewek cantik nan seksi.

P : mas, tolong dong dokumen saya ini di-scan, trus kirim ke e-mail saya ini ya (sambil menyerahkan 2 lembar dokumen).

G : ok (dan gw pun scan dokumennya dan mengirimkannya ke alamat yang dia kasih).

5 menit berlalu, sang cewe dateng lagi ke meja kasir.

P : mas, udah dikirim belum? saya kok belum terima?

G : udah saya kirim mbak. alamatnya ini kan? coba ya saya kirim lagi (dan gw pun mengirimkan ulang e-mail tadi).

5 menit kembali berlalu, cewe itu dateng lagi dengan muka super kesel.

P : mas, gimana sih, kok nggak masuk-masuk e-mailnya?

G : loh, alamatnya bener ini kan? (sambil ngasih liat kertas bertuliskan alamatnya dia).

P : iya bener, tapi kok ga masuk2 sih? saya butuh banget ini penting!

Gw pun kebingungan, kenapa pula ini. Akhirnya gw datengin mejanya dia. Gw tatap layarnya. Inboxnya Yahoo Mail terpampang, tanpa ada e-mail dari alamat warnet yg gw kirim. Secara refleks gw pegang mouse, mengarahkan cursor ke tombol “Refresh” dan menekan klik kiri...

ENG ING ENG! MUNCULLAH ITU 2 E-MAIL YANG GW KIRIM BARUSAN! TERNYATA NI CEWE GUOBLOOOG GA NGERTI KALO INBOX ITU HARUS DIREFRESH.

DIA PIKIR KALO ADA E-MAIL MASUK BAKAL NONGOL PEMBERITAHUAN KAYAK DI PELEM-PELEM HOLIPUT KALE YA!!
UNTUNG CAKEP NAN SEKSI LUH MBAK, KALO GA UDAH GW JEJELIN MONITOR TU MULUT!!


===========================

User : (masuk pc 1. dengan yakin n penuh percaya diri main FB tiba2 bunyi ‘PRAK’ berdiri n marah2) “mas warnet kok gak bisa upload foto ke fb?”.

Op : (coba sabar gara2 kesel keyboard di banting tiba2) emang mau upload dari mana mas?”.

User : “dari falsdisk tapi kok flasdisk saya gak kedeteksi, udah gitu gak ada lagi aplikasi flasnya..!!” (masih dengan nada marah).

Op : (dengan tenang n tambah bersabar lagi) “oh iyah mas, flashdisknya udah di colok?”.

User : (agak kaget trus ngeluarin flashdisk dari saku jeans nya) “NIH!!”

Op : (jadi bingung gw yang dah gila apa dia yach, sambil nahan ketawa jadi ilang keselnya) “oh iyah dari tadi kan mas blom colkin flashdisknya”.

User : (agak grogi dah tau salah kali ye, tp sengaja di tutupin make marah2) “iyah emang soalnya gak ada aplikasi flashnya.”

Op: “oke bentar mas yah biar di colokin flashdisknya”(duh kalo ajah gak ada slogan pelanggan adalah raja dah ane timpuk tuh make keyboard, trus ane jelasin cara masukin foto di FB make pengunggah sederhana biar gak berat).

User : (kagok baru tau dia salah sambil senyum2 malu) “oh gitu yah mas maaf yah”.


==========================

Pernah ada ibu² ke warnet ane yg mau chat sama suaminya di arab...

Ibu = i
Ane = Op

i : mas saya mau kontek - kontekan sama suami saya yang di saudi, bisa gak??.

Op: maksud ibu mau telpon????.

i : iya, tapi saya juga pengen bisa liat muka suami saya "kangen kali doi".

Op : oh itu nama chattingan.

i: iya itu ketringan ( sambil planga plongo ).

Op : dlm hati "makan kali ketring".
Op: ibu biasa chat via apa?? skype ato Ym ato yg lain??

i: (balik nanya) y biasanya mas kalo ketring ( anjrit ketring lagi ) pake apa?? ( balik nanya). kata suami saya pake komputer ( gubrakkkkk weleh weleh).

Op : iya, pake YM mau gk?? oy suami ibu disana udah punya YM juga apa blom??

i: kalo YM tuh di komputer juga mas ( busyet dah, makin dongkol aja).

Op : iya ibuuuuu...! (dgn nada sdikit jengkel di balik senyum).

i: saya belum punya mas, tapi suami saya udah punya komputer di saudi.

Op: ampppunnnnnn ( dlm hati ).

Setelah melalui perbincangan panjang, akhirnya ane nyerah juga tuh sama ibu².

Op: ( nyari alesan ) oy ibu, maaf internetnya lagi down, mungkin sampe 2-3 hari baru hidup internetnya, ibu silahkan coba di tempat lain, mungkin yg lain bisa bantu ibu biar ketemu sama suami ibu yang di saudi ( wkwkwkwk emangnya cukup naek ojek ke saudi ) Dan ibu pamit sama ane. fiuuuh.....
Akhirnya cape juga ngaldenin yg gk tau sama sekali teknologi informasi.


===========================

Nah lagek asik2 Facebook an, ono cah clik² mlebu box jejerku. ngenet kok cekikak cekiki braok tenan njud aku ngomong, "ssttttt.............!!"
ehh cah clik²e ngomong... "yoben aku braok, aku mbayar kok...!!!"

Wasuuuuu!!! meh tak parani tapi tak sabar²ke disek. Bar kui kok mak senggg... Bau aroma busuk menusuk² hidungku yang mancung ini.

Asuuu!!!... jebul ngentut bocae, gek malah cekikikan...
Biajiruttt.... anak ebles ra njowo sopan babar blassss...
Akhire tak gajul boxe njuk aku minggat

===========================

Ujug² (baca:tiba²) dengan tergesa-gesa ada ibu² dateng, nanya ke ane...

ibu² : mbak, jual pin PKK??
ane : Gak ada ibuk, disini warnet, coba ke toko bangunan sebelah (padahal disebelah gk ada toko bangunan)
ibu² : oyaudah, makasih....
wkwkwkwkwkkkkkk......

===========================

Kalo yang ini bukan ane yang ngalamin gan, temen OP ane yang lagi jaga malem.
ceritanya ada banci yang lg ngenet malem2, sekitar jam 01.00 pagi, dia kelaperan gan, alhasil pesen mie ke OP.

Banci : Mas, pesen mie goreng ya, pake telor.
temen ane : waduh, telornya abis tuh.
Banci : ya udah, pake telor mas aja gak papa.
kakakakakkkkkkk..... ndiasmu kwi...!!!..

Sumber: http://madiunkingdom.blogspot.com

Cerita , Renungan » Kisah Inspirasi Ketika Tuhan Menciptakan Seorang Ibu

Ketika itu, Tuhan telah bekerja enam hari lamanya. Kini giliran diciptakan para ibu. Seorang malaikat menghampiri Tuhan dan berkata lembut:
"Tuhan, banyak nian waktu yg Tuhan habiskan untuk menciptakan ibu ini?" dan Tuhan menjawab pelan: "Tidakkah kau lihat perincian yang harus dikerjakan?"

Ibu ini harus waterproof (tahan air / cuci) tapi bukan dari plastik.
Harus terdiri dari 180 bagian yang lentur, lemas dan tidak cepat capai.
Ia harus bisa hidup dari sedikit teh kental dan makanan seadanya untuk mencukupi kebutuhan anak-anaknya.
Memiliki kuping yang lebar untuk menampung keluhan anak-anaknya.
Memiliki ciuman yang dapat menyembuhkan dan menyejukan hati anaknya.
Lidah yang manis untuk merekatkan hati yang patah, dan enam pasang tangan!!

Malaikat itu menggeleng-gelengkan kepalanya "Enam pasang tangan....?", "Tentu saja! Bukan tangan yang merepotkan Saya, melainkan tangan yang melayani sana sini, mengatur segalanya menjadi lebih baik...." balas Tuhan.

Juga tiga pasang mata yang harus dimiliki seorang modelnya.

"Tiga pasang mata yang harus dimiliki seorang modelnya?" Malaikat semakin heran.
Tuhan mengangguk-angguk. Sepasang mata yang dapat menembus pintu yang tertutup rapat dan bertanya: "Apa yang sedang kau lakukan di dalam situ?", padahal sepasang mata itu sudah mengetahui jawabannya.

"Sepasang mata kedua sebaiknya diletakkan di belakang kepalanya, sehingga ia bisa melihat ke belakang tanpa menoleh".

Artinya..., ia dapat melihat apa yang sebenarnya tak boleh ia lihat dan pasang mata ketiga untuk menatap lembut seorang anak yang mengakui kekeliruannya. Mata itu harus bisa bicara! Mata itu harus berkata: "Saya mengerti dan saya sayang padamu". Meskipun tidak diucapkan sepatah kata pun.

"Tuhan", kata malaikat itu lagi, "Istirahatlah".

"Saya tidak dapat, Saya sudah hampir selesai"

Ia harus bisa menyembuhkan diri sendiri kalau ia sakit.
Ia harus bisa memberi makan 6 orang dengan satu setengah ons daging.
Ia juga harus menyuruh anak umur 9 tahun mandi pada saat anak itu tidak ingin mandi....

Akhirnya Malaikat membalik balikkan contoh Ibu dengan perlahan .
"Terlalu lunak", katanya memberi komentar.
"Tapi kuat" Kata Tuhan Bersemangat.
"Tak akan kau bayangkan betapa banyaknya yang bisa ia tanggung, pikul dan derita."
"Apakah ia dapat berpikir?" tanya malaikat. lagi.
"Ia bukan saja dapat berpikir, tapi ia juga dapat memberi gagasan, idea dan berkompromi", kata Sang Pencipta.

Akhirnya Malaikat menyentuh sesuatu di pipi, "Eh, ada kebocoran di sini".
"Itu bukan kebocoran", kata Tuhan. "Itu adalah air mata.... air mata kesenangan, air mata kesedihan, air mata kekecewaan, air mata kesakitan,air mata kesepian, air mata kebanggaan, airmata...., air mata...."

"Tuhan memang ahlinya....", Akhirnya Malaikat berkata pelan.


"JIKA KAMU MENCINTAI MU CERITAKANLAH CERITA INI KEPADA ORANG LAIN, AGAR SELURUH ORANG DIDUNIA INI DAPAT MENCINTAI DAN MENYAYANGI IBUNYA"
 
Sumber: http://madiunkingdom.blogspot.com