Sebuah cerita lucu tapi sarat hikmah dan penuh muatan pelajaran dari
tatar sunda, dongeng si kabayan. sangat menarik dan inspiratif untuk
direnungkan.
Konon, pada suatu hari si kabayan sedang berjalan disebuah turunan, dia
menangis tersedu-sedu seperti sedang kehilangan sesuatu yang sangat
berharga. aneh sekali, padahal semua orang sangat gembira ketika sedang
berjalan menemui turunan. teman si kabayan saat itu kebetulan melihatnya
sangat terheran-heran. lalu, teman si kabayan itu bertanya : “kenapa
kamu kabayan, kelihatan sedih sekali sampai air matamu bercucuran ?”
Lantas si kabayan sambil terisak-isak penuh dengan iba, menjawab : “hey
kamu tidak tahu, saya sedih karena setelah sekarang kita enak menuruni
bukit sambil santai, sebentar lagi kita akana menemukan tanjakan dan
pasti melelahkan serta menguras tenaga, jadi saya sangat sedih sekali.”
Sesaat kemudian, tangisan si kabayan berhenti ketika perjalanannya
melintasi tanjakan yang cukup melelahkan. akan tetapi dasar si kabayan,
justru di tanjakan dia jadi tertawa-tawa berbahagia.
Tentu saja temannya tadi kembali merasa heran, lantas bertanya kepada
si kabayan : “hey, kamu kabayan, aneh sekali, tadi menangis sekrang
ketika jalan menanjak malah ketawa-ketawa, bukannya sedih.” dengan
lugunya kabayan menjawab : tentu dong saya tertawa dan merasa gembira
karena sebentar lagi akan turun dari tanjakan ini.”
Cerita tentang si kabayan di atas memang agak berlebihan dan hanya
sekedar perilaku si kabayan yang tukang ngabodor. tapi, dari cerita ini
bisa kita jadikan inspirasi untuk menangkap beberapa hikmah kehidupan.
si kabayan mengajarkan kepada kita untuk :
Pertama, optimis bahwa sesudah kesulitan akan ada kemudahan. kedua,
kesadaran akan perlunya menyikapi dengan bijak paradoks antara kesedihan
dan kesenangan. dalam hidup sedih dan bahagia datang silih berganti dan
tidak ada yang abadi. kesedihan hari ini, pasti di hari yang akan
datang berubah jadi bahagia.
Ketika kita mampu menyelami lebih dalam—berkaca dari kisah kabayan
diatas—apa yang terjadi antara pergantian sedih dan bahagia, antara suka
dan duka, serta ketika kita mampu menyikapinya secara proposional :
kebahagian, kesenangan, kegembiraan yang kita dapatkan akan menjadikan
kita orang yang pandai bersyukur atas nikmat-Nya. sebaliknya, kesedihan,
duka, akan menjadikan kita pribadi yang pandai bersabar dan menguatkan
ibadah kepada Allah SWT.
Sumber: syamsuri12.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar